Pages

Showing posts with label Dakwah Islam. Show all posts
Showing posts with label Dakwah Islam. Show all posts

Surat untuk sahabat muslimah blogger

Assalamualaikum sob :)) ini ukhra ada postingan bagus. Ukhra dapet dari sahabat Catatan Sakura21. Mohon dibaca yaa n coba direnungkan. Semoga bermanfaat :)

Surat tersebut diterjemahkan dari situs: tribes.tribe.net, dan diterbitkan oleh beberapa situs Arab.

Joanna Francis menulis :

Surat kepada seorang perempuan muslim yang berpindah dari agama Kristen

Sejak awal ketika Zionis mendeklarasikan "perang melawan teror", dunia Islam adalah tema utama yang dibahas oleh setiap rumah di Amerika. Saya melihat pembantaian, kematian dan kehancuran yang terjadi di Lebanon. Selain itu, saya juga melihat sesuatu yang lain: Saya melihat kalian.

Saya tidak bisa tidak memperhatikan bahwa hampir setiap wanita yang saya lihat tersebut dalam keadaan menunggu kelahiran bayi atau selalu dikelilingi oleh anak-anak. Saya bisa melihat bahwa meskipun perempuan ini berpakaian sederhana, kecantikan mereka masih bersinar melalui pakaian yang mereka pakai. Tapi saya tidak hanya melihat keindahan tersebut dari luar. Saya juga merasakan sesuatu yang aneh dari cara berpakaian mereka, yaitu rasa iri dari dalam diri saya.

Saya tidak bisa tidak mengagumi martabat kalian, keindahan, kesopanan, dan semua itu memancarkan kebahagiaan dari diri kalian. Ya, ini aneh, tapi saya sadar, bahkan di bawah pemboman yang terus menerus, kalian masih tampak lebih bahagia daripada kami, karena kalian masih hidup di alam kehidupan perempuan. Perempuan yang hidup dari zaman dahulu kala, dari awal alam semesta. Di Barat, perempuan juga mengikuti pola hidup seperti ini pada tahun 60-an, ketika kita juga berada dalam peperangan. Tapi saat kami terlibat peperangan dengan amunisi yang tidak nyata, dengan penipuan yang licik dan pembusukan moral.

Orang-orang Amerika, bukan saja berperang dengan jet atau tank, tetapi juga dengan keberadaan Hollywood. Mereka ingin menembak kalian seperti saat dengan "amunisi yang sesungguhnya", setelah mereka menghancurkan infrastruktur lengkap negara kalian. Saya tidak ingin ini terjadi pada kalian. Kalian akan merasa terhina, sama seperti yang kami rasakan. Kalian dapat menghindari hal ini, jika kalian mendengarkan orang-orang dari kami yang telah menderita kerugian serius dari pengaruh merusak mereka.

Karena semua produksi di Hollywood, yang kalian lihat, adalah dusta, distorsi realitas, perdukunan. Mereka menyuarakan bahwa seks bebas tidak berbahaya karena mereka berusaha menghancurkan tatanan moral masyarakat, yang kemudian menyiarkan program-program beracun mereka.

Mereka akan mencoba merayu kalian dengan film dan klip yang menarik, yang salah satunya menggambarkan kami, orang Amerika, bahagia dan puas, bangga dengan pakaian yang nampak seperti perempuan murahan dan puas bahwa kita tidak memiliki keluarga. Sebagian besar dari kami tidak bahagia, percayalah.

Jutaan orang dari masyarakat kami sedang diobati dengan antidepresan, membenci pekerjaan mereka, dan menangis pada malam hari karena orang-orang yang mengatakan bahwa mereka mencintai kami, kemudian setelah mengeksploitasi kami kemudian membuang kami. Mereka ingin menghancurkan keluarga kalian dan meyakinkan kalian untuk memiliki lebih sedikit anak-anak. Mereka menyuarakan itu semua dengan menyajikan tipu muslihat yang menunjukkan bahwa perkawinan adalah suatu bentuk perbudakan, kutukan, terlalu sederhana dan kuno. Mereka ingin kalian mempermalukan diri kalian sendiri dan kehilangan iman. Mereka terdengar seperti Iblis dan kisah tipu muslihatnya kepada Hawa (istri Adam).

Saya percaya bahwa kalian seperti batu mulia, seperti emas murni. Beberapa dari kami telah ditipu dan diajak bertanya tentang nilai kemurnian kalian. Kesucian wanita yang sangat berharga mereka tanamkan pada pikiran kami bahwa itu semua murahan. Tapi percayalah, tidak ada yang dapat menggantikan kesempatan untuk melihat dalam cermin dan melihat kemurnian, keluguan dan harga diri, kecuali ketika melihat kalian.

Gaya ala barat dirancang untuk meyakinkan kalian bahwa hal yang paling berharga dari kalian adalah seksualitas. Tapi, anehnya, gaun kalian indah dan kerudung lebih seksi daripada mode-mode ala barat, karena pakaian kalian membungkus aura misteri dan menunjukkan kesadaran dan kepercayaan diri.

Seksualitas perempuan dilindungi dari mata yang tidak layak, karena itu semua hanya boleh untuk orang yang begitu mencintai dan menghormati kalian, yang menikahi kalian. Dan karena laki-laki kalian adalah orang-orang jantan, mereka layak mendapatkan wanita yang lebih, tidak ada kekurangan dan terbaik, yaitu kalian.

Orang-orang diantara kami kini tidak lagi ingin bersih. Mereka tidak mengenali mutiara yang sangat berharga dalam diri mereka. Bukannya memilih tampilan yang anggun, mereka justru memilih mutiara yang palsu yang akan mereka campakkan pada suatu saat nanti. 

Hal yang paling berharga bagi kalian adalah inner beauty (kecantikan dari dalam), Namun, saya melihat bahwa beberapa perempuan muslim bertindak secara gegabah dan mencoba segala cara untuk meniru barat, bahkan itu terjadi pada mereka yang memakai jilbab. Mengapa mereka meniru wanita-wanita yang menyesal karena martabat mereka yang hilang, atau mereka yang akan segera kehilangan itu semua? Yang tidak ada kompensasi atas semua penyesalan tersebut.

Kalian adalah berlian yang sempurna, jangan biarkan mereka menipu kalian dan mengubah kalian menjadi batu-batu. Semua yang kalian lihat di majalah mode Barat dan saluran TV, adalah dusta. Jaringan mereka adalah jaringan setan.

Saya akan membuka rahasia, kalau-kalau kalian penasaran: seks sebelum nikah begitu lumrah buat kami . Kami telah mempercayakan tubuh kami untuk laki-laki, di mana kami saling mencintai, percaya bahwa itu akan memaksa mereka untuk mencintai dan menikah dengan kami, sama seperti yang kami lihat di TV. Tetapi keyakinan keyakinan kami itu menjadi hal yang tidak menyenangkan! Ironis memang, kami hanya bisa membuang emosi kami. Hal tersebut membuat kami menangis.

Berbicara sebagai seorang wanita seorang wanita, saya pikir Kalian mengerti saya. Sebagai seorang wanita yang dapat benar-benar memahami apa yang ada dalam hati wanita lain.

Kami rasa semua benar-benar sama. Ras, agama atau kebangsaan tidak penting bagi kami. Hati wanita akan tetap sama di mana-mana. Kita semua ingin dicintai. Ini adalah yang kita rasakan sebagai hal terbaik. Kita dapat menghargai keluarga kita, menciptakan kenyamanan dan memberikan kekuatan kepada manusia-manusia yang kita cintai. Tapi kami perempuan Amerika telah tertipu, percaya bahwa kami akan bahagia, mempunyai karier, rumah sendiri, di mana seperti kalian dapat hidup sendiri, dan kebebasan untuk memberikan cinta kepada orang yang kami pilih.

Tapi ternyata apa yang kami dapat bukan kebebasan. Dan bukan pula cinta. Hanya di atas perkawinanlah, perempuan dapat damai penuh kasih sayang.

Kami diam-diam mengagumi dan iri hati pada kalian, walaupun beberapa dari kami tidak menyadari hal ini. Tolong, jangan kalian merendahkan kami dan tidak berpikir bahwa kami menikmati keadaan seperti itu. Ini bukan kesalahan kami. Sebagian besar dari kami tidak memiliki ayah yang seharusnya melindungi kami ketika kami masih muda karena keluarga kami sudah hancur. Kalian tahu siapa yang ada di balik konspirasi ini?

Jangan tertipu, saudara perempuanku. Jangan biarkan mereka memperlakukan hal itu pada Kalian. Tetaplah lugu dan murni. Kami wanita Kristen perlu melihat apa yang benar dalam kehidupan seorang wanita. Kami membutuhkan kalian untuk membantu sebagai tauladan buat kami, karena kami telah tersesat. Kami ingin kembali ke kemurnian yang kalian miliki.

Ingat: Kalian tidak dapat menekan pasta gigi untuk kembali ke dalam tabung. Jadi lindungilah kehormatan kalian! Dan saya berharap bahwa Kalian akan menerima saran ini, yang saya beritahukan kepada kalian, dalam semangat persahabatan, rasa hormat dan kagum.

Dari kakakmu-orang Kristen dengan penuh rasa cinta.

Joanna Francis - wartawan (USA)



Semoga timbul kesadaran diri kita yang tlah lama tenggelam akan kecintaan terhadap dunia..
Jangan lupa komen yaah :D

Kewajiban Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Manusia jika di klasifikasikan dari sisi sikap mereka terhadap dunia, terbagi menjadi tiga golongan.

1. Golongan yang menjadikan dunia sebagai tempat makan dan minum. Seperti yang disebutkan Allah dalam Al Quran :


“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. dan orang-orang kafir bersenang-senang(di dunia) dan mereka Makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempattinggal mereka”.(QS.Muhammad:12).

2. Golongan yang menjadikan dunia sebagai tempat bermain-main, dan saling bangga membanggakan antara satu dengan yang lainnya, seperti yang tercantum dalam ayat Allah :


“ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.(QS.Al Hadid:20)


Dua golongan inilah yang di istilahkan dalam hadits yang di riwatkan dari sayyidah ‘Aisyah RA: bahwa Rosulullah SAW telah Bersabda :” Dunia adalah negeri bagi yang tidak punya negeri (lain ) baginya, dan Dunia sebagai tempat berkumpulnya orang yang tidak menggunakan akalnya.(HR.Imam Ahmad).

3. Golongan yang ketiga adalah golongan yang menjadikan dunia sebagai negeri ujian atau cobaan. Hal ini seperti yang di terangkan Allah dalam ayatnya :


” (Dialah Dzat ) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS.Al Mulk:2).
Di antara ujian atau cobaan yang bebankan Allah kepada manusia adalah, ujian untuk beramar ma’ruf nahi munkar.

Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Amar ma’ruf nahi munkar adalah merupakan salah satu pilar penting dalam Islam. Apabila ia di tinggalkan oleh umat Islam, maka mereka akan menjadi umat yang lemah lagi teraniaya. Umat Islam adalah umat pertengahan yang akan menjadi saksi atas seluruh umat manusia semuanya, seperti yang Allah terangkan dalam Al Quran :


“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu”.( QS. Al Baqoroh : 143).


Amar ma’ruf Nahi Munkar adalah merupakan prasyarat mutlak bagi predikat sebaik-baik umat yang di berikan Allah kepada Umat Islam. Manakala amar ma’ruf nahi munkar di tinggalkan, umat ini tak ubahnya laksana buih-buih yang banyak namun tidak mempunyai arti apapun dalam kancah kehidupan umat manusia. Dengarkanlah dengan seksama, bagaimana Allah berfirman dalam Al Quran :


” kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.( QS. Ali Imron : 110).

Golongan Yang Beruntung


Bahkan Allah Swt. Menegaskan dengan jelas bahwa keberuntungan seorang muslim adalah keterlibatannya dalam gerakan amar ma’ruf nahi munkar. Perhatikan firman Allah berikut ini :
” Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.(QS. Ali Imron : 104).


Syekh Syinqiti dalam tafsirnya ‘adwa’ul bayan’ mengatakan bahwa banyaknya ayat yang berbicara tentang amar ma’ruf nahi munkar menunjukkan bahwa hal ini wajib hukumnya bagi kaum muslimin.


Artinya jika ada seseorang yang tidak terlibat dalam upaya amar ma’ruf nahi munkar, maka ia telah melakukan dosa.

Pentingnya Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Mengingat pentingnya amar ma’ruf nahi munkar dalam kehidupan bermasyarakat kaum muslimin. Suatu hari Rosulullah pernah memperumpamakannya dengan sekelompok manusia yang berada pada sebuah kapal. Mari kita simak baik-baik perumpamaan tersebut.

Di riwayatkan dari Nu’man bin Bisyir RA, dari Rosulillah Saw. Bersabda: “perumpamaan orang yang menegakkan hudud ( aturan-aturan )Allah dan orang yang menerjangnya, adalah laksana sekelompok kaum, yang mengundi diatas kapal, sebagian mereka harus diatas kapal dan sebagian yang lainnya harus tinggal di bagian bawahnya. Manakala orang yang tinggal di bagian bawah kapal ingin minum, ( maka aturannya) mereka harus naik (dan melangkahi ) orang-orang yang tinggal di bagian atas kapal. Maka berkatalah mereka (orang-orang yang di bagian bawah kapal ) : jika kita melobangi kapal ini dan kita tidak lagi merepotkan orang atas, (hal ini akan lebih memudahkan tentunya). Jika sekiranya mereka membiarkan kelompok ini dan apa-apa yang mereka inginkan, maka binasalah semuanya, dan jika mereka menahan perbuatan kelompok ini, maka mereka selamat, dan selamatlah semuanya”.(HR.Imam Bukhori).

Perumpamaan ini sangatlah jelas, sebagai panduan kita dalam bermasyarakat. Tatkala ada orang-orang yang melakukan kemungkaran dalam sebuah masyarakat dan tidak ada upaya dari yang lainnya untuk mencegah, maka sama halnya mereka semua sedang menunggu kebinasaan. Binasa orang yang berbuat mungkar dan binasa pulalah orang yang membiarkannya. Dari Abu Bakar Ash Shidiq Ra. Mengatakan : sesungguhnya aku telah mendengar Rosulallah Saw. Bersabda : jika manusia melihat orang berbuat kedzaliman dan tidak di cegahnya, sungguh Allah akan menimpakan siksanya kepada semuanya.(HR.Abu Dawud,Tirmidzi dan Nasa’i).

Allah telah memperingatkan dengan tegas agar berhati-hati Sedangkan orang-orang yang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar, maka mereka akan selamat dari kebinasaan.

” Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; Tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk”. (QS. Al Maidah :
105).

Mendapat pentunjuk disini adalah apabila seseorang melakukan perbuatan amar ma’ruf nahi munkar. Seperti yang di sampaikan Abu Bakar Ash Shidiq ketika beliau membacakan ayat ini diatas mimbar kemudian berkata” Sungguh kalian semuanya harus menegakkan amar ma’ruf Nahi Munkar atau Allah akan menimpakan bencananya kepada kalian semua.

Kemungkaran yang jelas dan terang, telah menjadi pemandangan sehari-sehari dalam kehidupan kita sekarang ini. Perbuatan riba dan zina contohnya, apabila telah menjadi kebiasaan masyarakat maka Rosulullah telah bersabda : ” tidaklah nampak di tengah-tengah kaum perbuatan riba dan zina, kecuali mereka mempersilahkan diri mereka untuk mendapat siksaan Allah”.(HR.Imam Ahmad).

Marilah sama-sama kita wujudkan negeri kita adalah negeri yang di berkahi oleh Allah, dan penduduknya adalah sebaik-sebaik penduduk yang menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.


(Saproni M Samin)

Mendudukkan Makna Jihad

Jihad merupakan puncak tertinggi dalam ajaran Islam. Ia merupakan istilah yang sangat akrab sekali dengan kaum muslimin karena sungguh sangat banyak sekali Al Quran menyebutkan istilah itu. Itu menunjukan bahwa jihad adalah sesuatu yang sangat penting dalam Islam. Semakin sering permasalahan di sebut dalam Al Quran, ia menunjukan kedudukannya dalam ajaran agama ini.

Bahkan jihad merupakan sesuatu yang tidak boleh terpisah dari kehidupan seorang muslim, wujud dari keimanannya terhadap Allah dan RosulNya.

Namun meski demikian, kaum muslimin sekarang ini tidak memahaminya dengan utuh, bahkan ada yang pobia dengan kalimat itu, karena identiknya dengan bom, kekerasan, radikal atau islam garis keras. Tentunya ini sangat mendholimi hal yang sangat di sakralkan sekali dalam Islam. Bahkan disebutkan dalam sebuah hadits yang termaktub dalam Al Mu’jam Al kabir:

”Puncak tertinggi Islam adalah jihaddi jalan Allah, tidak meraihnya kecuali orang yang paling afdhol di antara mereka”.( 8/223).

Dari sini saya memandang perlu untuk me-nyertakan pembahasan jihad dalam buku ini. Semoga Allah memberikan taufikNya.

Berikut ini akan saya kutip beberapa dalil tentang keutamaan jihad di jalan Allah:

1. Rasulullah SAW bersabda; “Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya tidak ada sekelompok orang dari kaum mukminin merasa tidak enak hati, karena tidak ikut serta bersamaku dan aku tidak mendapatkan tunggangan kendaraan untuk membawa mereka, aku tidak akan pernah ketinggalan ikut serta dalam setiap ekspedisi mujahidin yang berjuang di jalan Allah. Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku sangat menginginkan bahwa aku terbunuh syahid di jalan Allah, kemudian aku hidup kembali, kemudian terbunuh lagi, kemudian hidup lagi, kemudian terbunuh lagi, kemudian hidup lagi, kemudian terbunuh lagi”. (H.R. Bukhori dan Muslim).

2.Rasulullah SAW bersabda; “Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak seorang pun terluka di jalan Allah, -dan Allah lebih tahu siapa yang terluka di jalan-Nya-, melainkan dia datang di hari kiamat, lukanya berlumuran darah, warnanya warna darah tetapi aromanya aroma kesturi”. (H.R. Imam Malik di Muwatta’)

3.Rasulullah SAW bersabda; “Ketahuilah bahwa surga itu terletak di bawah bayangan kibasan pedang”. (H.R. Bukhori, Muslim dan Abu Daud).

4.Rasulullah SAW bersabda; “barang siapa membekali mujahid di jalan Allah SWT, maka dia telah berjihad, dan barang siapa yang mewakili (dengan memenuhi urusan-urusan dan kewajiban-kewajiban atas orang-orang tanggungannya yang ditinggalkan karena berjihad) seorang mujahid di jalan Allah dengan baik, maka dia telah berjihad”. (H.R. Bukhori, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi).

5.Rasulullah SAW bersabda; “barang siapa yang menjaga kuda di jalan Allah, karena iman kepada Allah dan membenarkan janji-Nya, maka kekenyangannya, kesegarannya, dan kotorannya dihitung ke dalam timbangan (amal baiknya) di hari kiamat”. (H.R. Bukhori).

6.Seorang shahabat bertanya kepada Rasulullah SAW; “amalan apa yang menyamai jihad di jalan Allah ?”. Rasulullah SAW bersabda; “kalian tidak akan mampu melakukannya”. Mereka mengulang pertanyaan itu dua atau tiga kali, dan Rasulullah SAW menjawab; “kalian tidak akan mampu melakukannya”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda; “perumpamaan seorang mujahid di jalan Allah adalah seperti seorang yang berpuasa, bangun shalat tahajjud yang berdiri lama membaca ayat-ayat Allah, tidak merasa bosan dari puasa dan shalat sampai mujahid kembali”. (H.R. Bukhori, Muslim, Nasa’I, Ibnu Majah, dan Tirmidzi).

7.Rasulullah SAW bersabda; “ada dua mata yang tidak disentuh oleh api neraka, mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang tetap terbuka berjaga-jaga (dalam jihad) di jalan Allah SWT”. (H.R. Tirmidzi).

8.Rasulullah SAW bersabda; “seorang syahid tidak merasakan sakitnya mati, melainkan seperti salah seorang dari kalian merasakan gigitan”. (H.R. Tirmidzi, Nasa’I, dan ad-Darimi).

9.Rasulullah SAW bersabda; “di sisi Allah seorang syahid memiliki enam sifat (keutamaan); “Allah SWT langsung mengampuninya pada awal darahnya tumpah, tempatnya di surga dapat dilihat, dilindungi dari adzab kubur, aman dari kedahsyatan terbesar (hari kiamat), di kepalanya diletakkan mahkota kebesaran dari Yaqut yang lebih baik dari dunia dan apa yang ada di dalamnya, dinikahkan dengan tujuh puluh dua isteri dari bidadari, dan diberikan hak syafa’at bagi tujuh puluh dari keluarganya”. (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

10.Rasulullah SAW bersabda; “barang siapa yang mencari dan memohon mati syahid dengan sebenar-benarnya, mati syahid itu pasti akan dianugerahkan baginya walaupun mati syahid itu belum menimpanya”. (H.R. Muslim).

11.Rasulullah SAW bersabda; “barang siapa meninggal sedangkan dirinya belum berjihad dan belum meniatkan dirinya untuk berjihad, maka dia meninggal di atas cabang dari kemunafikan”. (H.R. Muslim dan Abu Daud).

Peperangan memang merupakan bentuk tertinggi dari jihad di jalan Allah, namun bukan berarti bahwa bentuk jihad seperti itu saja. Ibnu Taimiyah mendefinisikan jihad dengan: ” me-ngeluarkan segala kemampuan untuk mencapai kebenaran yang dicintai dan menolak serta melawan segala yang menentang kebenaran (al-haq). Lebih jauh beliau mengungkapkan bahwa hakikat jihad juga bersungguh-sungguh dalam meraih apa yang dicintai Allah SWT dari iman dan amal shaleh disertai dengan menolak, menentang dan melawan segala yang dibenci Allah SWT dari kekafiran, kefasikan, dan kemaksiatan”. Pernyataan ini mencakup seluruh macam jihad, baik yang berupa jihad dalam ketaatan kepada Allah SWT, berdakwah ke jalan-Nya dan perjuangan melawan orang-orang yang menentang dan merintangi dakwah tersebut dari golongan manapun, dan termasuk juga macam-macam jihad yang lain Oleh karenanya saya melihat bahwa jihad adalah semangat untuk menegakkan kalimah Allah dan menolak kebathilan. Semangat inilah yang saya maksudkan sebagai tanda kebenaran keimanan seorang mukmin. Ia akan berubah-rubah bentuknya sesuai kondisi dan situasi. Jika kaum muslimin dalam keadaan minoritas dan hidup dalam keadaan damai, maka bentuk jihadnya adalah berbentuk menyesuaikan keadaan. Ini memerlukan pembahasan serius tersendiri dan disini bukan tempatnya untuk itu.

Berbeda ketika kondisinya minoritas akan tetapi mendapatkan tekanan dan penindasan contohnya, bentuk jihadnyapun saya kira akan lain. Dan ajaran Islam mampu untuk menjawab itu semua, jika di pahami dengan benar.

Begitupun kondisi jihad di Indonesia, tentu akan menyesuaikan kebutuhan dalam kontek keindonesiaan.

Sebelum kita berbicara jihad dalam kontek keindonesiaan, saya merasa perlu untuk menampilkan tahapan-tahapan jihad dalam rentang perjalanan Rosulullah Saw.

Tahapan-Tahapan Jihad

Tahapan-tahapan jihad dalam Islam seperti yang rangkum oleh Ibnul Qoyyim dalam kitabnya Zadul Maad, dan di nukil oleh Sayyid Qutub sebagai pengantar memasuki pembahasan surah Al Anfal adalah:

1.Pertama kali yang di turunkan Allah adalah Iqro’, merupakan awal dari kenabian.

2.Turun surah Al Mudatsir, yang merupakan awal kerosulan. Ini adalah awal perintah untuk mendakwahkan Al Islam kepada:

•Keluarga dan kerabat Beliau.
•Kemudian kaumnya.
•Kemudian kepada orang-orang sekitar dari bangsa arab.
•Kemudian bangsa Arab secara keseluruhan.
•Kemudian ke Umat manusia di seluruh dunia.
Sedangkan cara-cara perealisasiannya adalah sebagai berikut:

1.Mendakwahkan Islam di Mekah dengan tanpa perang dan Jizyah, di perintahkan untuk bersabar dan menahan diri serta memaafkan.

2.Di perkenankan untuk hijrah ke Madinah.

3.Di perkenankan untuk berperang.

4.Di perintahkan untuk memerangi orang-orang yang memerangi dalam rangka membela diri serta membiarkan orang yang tidak mengusik dakwah Islam dan tidak memerangi.


Ini merupakan tahapan-tahapan yang di bimbing oleh Allah kepada RosulNya dan kepada kita sebagai umatnya. Sedangkan bagaimana kita menerapkan ini semua, tentunya perlu pemahaman yang menyeluruh terhadap seluruh variable yang meliputinya. Disinilah majal (tempat) nya untuk berijtihad, oleh karenanya dalam medan pergerakan dakwah Islamiyah, banyak bentuk jihad yang muncul, dan ini merupakan keanekaragaman berfikir umat yang sama-sama di picu oleh kecintaan terhadap Islam dan keinginannya agar keinginan Allah menjadi keinginan manusia semuanya.

Selayaknya sebuah ijtihad, maka ada kalanya tepat dan ada kalanya tidak tepat, ini di serahkan kepada kaum muslimin untuk memilih jalan mana yang ingin di tempuh, dalam rangka untuk membuktikan di hadapan Allah akan kebenaran keimanannya terhadapNya.

Dan tentunya untuk memilih jalan jihad yang tepat, adalah dengan memahami Islam secara utuh serta mengkaji Sirah (sejarah) Rosulullah Saw dan para sahabatnya didalam menegakkan ajaran Islam. Dan tidak perlu ada perselisihan apalagi berbantah-bantahan di antara mereka, karena perselisihan hanya akan mendatangkan kelemahan.

“ dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.(QS.Al Anfal:46).

Jihad Kontek keIndonesiaan

Berbicara jihad dalam kontek keindonesiaan, perlu adanya kajian tersendiri secara mendalam. Namun yang saya kira anggap penting untuk di garis bawahi bahwa jihad menegakkan kalimah Allah adalah amal jama’i. artinya jihad tidak bisa di fahami sebagai gerakan-gerakan personal saja. Karena itu adalah amal jama’I (kerja kolektif), maka ia menuntut adanya semacam gerakan yang terorganisir dimana di dalamnya ada pimpinan yang di taati, anggota yang loyal dan sistem kerja, sehingga sekecil apapun aktifitas yang terjadi, terkait langsung dengan tujuan besar. Tanpa itu, maka kita akan merasa kesulitan dalam memahami antara amal yang dilakukan dengan tujuan yang ingin di capai.

Saya melihat bahwa jihad dalam nuansa keindonesiaan sekarang ini, adalah jihad membangun Islam dengan cara mengislamisasikan hal-hal yang belum tegak nilai-nilai Islam di dalamnya. Seperti ranah politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, hukum, dan lain-lainnya, disamping yang paling penting adalah menggeliatkan semangat keislaman bagi masyarakat Islam, memberikan kedamaian bagi non islam, mengajak kepada kebaikan dan mencegah hal-hal yang mungkar. Ini semua menuntut gerakan Islam memasuki wilayah-wilayah kepemimpinan public untuk mengejewantahkan nilai-nilai Islam dalam hidup bermasyarakat secara luas.

Kemudian di perintahkan untuk memerangi kemusyrikan sehingga agama seluruhnya menjadi milik Allah.


“ Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci”. (QS. Ash Shof:9).


Ini merupakan tahapan-tahapan yang di bimbing oleh Allah kepada RosulNya dan kepada kita sebagai umatnya. Sedangkan bagaimana kita menerapkan ini semua, tentunya perlu pemahaman yang menyeluruh terhadap seluruh variable yang meliputinya. Disinilah majal (tempat) nya untuk berijtihad, oleh karenanya dalam medan pergerakan dakwah Islamiyah, banyak bentuk jihad yang muncul, dan ini merupakan keanekaragaman berfikir umat yang sama-sama di picu oleh kecintaan terhadap Islam dan keinginannya agar keinginan Allah menjadi keinginan manusia semuanya.


Selayaknya sebuah ijtihad, maka ada kalanya tepat dan ada kalanya tidak tepat, ini di serahkan kepada kaum muslimin untuk memilih jalan mana yang ingin di tempuh, dalam rangka untuk membuktikan di hadapan Allah akan kebenaran keimanannya terhadapNya.


Dan tentunya untuk memilih jalan jihad yang tepat, adalah dengan memahami Islam secara utuh serta mengkaji Sirah (sejarah) Rosulullah Saw dan para sahabatnya didalam menegakkan ajaran Islam. Dan tidak perlu ada perselisihan apalagi berbantah-bantahan di antara mereka, karena perselisihan hanya akan mendatangkan kelemahan.


“ dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.(QS.Al Anfal:46).


(Saproni M Samin)

Realitas Dunia Islam

Dakwatuna-Tidak dapat dipungkiri bahwa era sekarang adalah Era Amerika Serikat (al-Ashr al-Amriki). Seluruh dunia memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap AS, Israel dan sekutunya. AS dan Eropa yang beragama Nashrani dan Israel yang Yahudi sangat kuat mencengkeram dunia Islam.

Bahkan sebagiannya dibawah kendali langsung mereka seperti Arab Saudi, Kuwait, Mesir, Irak dan lain-lain. Realitas yang buruk ini telah diprediksikan oleh Rasulullah saw. dalam haditsnya: Dari Said Al-Khudri, dari Nabi saw bersabda:” Kamu pasti akan mengikuti sunah perjalanan orang sebelummu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta hingga walaupun mereka masuk lubang biawak kamu akan mengikutinya”. Sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah saw apakah mereka Yahudi dan Nashrani”. Rasul saw menjawab, ”Siapa lagi!” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Beginilah nasib dunia Islam di akhir jaman yang diprediksikan Rasulullah saw. Mereka akan mengikuti apa saja yang datang dari Yahudi dan Nashrani, kecuali sedikit diantara mereka yang sadar. Dan prediksi tersebut sekarang benar-benar sedang menimpa sebagian besar umat Islam dan dunia Islam.

Dari segi kehidupan sosial, sebagian besar umat Islam hampir sama dengan mereka. Hiburan yang disukai, mode pakaian yang dipakai, makanan yang dinikmati, film-film yang ditonton, bebasnya hubungan lawan jenis dan lain-lain. Pola hidup sosial Yahudi dan Nashrani melanda kehidupan umat Islam dengan dipandu media massa khususnya televisi.

Dalam kehidupan ekonomi, sistem bunga atau riba mendominasi persendian ekonomi dunia dimana dunia Islam secara terpaksa atau sukarela harus mengikutinya. Riba’ yang sangat zhalim dan merusak telah begitu kuat mewarnai ekonomi dunia, termasuk dunia Islam. Lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti IMF, Bank Dunia, WTO dll mendikte semua laju perekonomian di dunia Islam. Akibatnya krisis ekonomi dan keuangan disebabkan hutang dan korupsi menimpa sebagian besar dunia Islam.

Begitu juga pengekoran umat Islam terhadap Yahudi dan Nashrani terjadi dalam kehidupan politik. Politik dibangun atas dasar nilai-nilai sekuler, mencampakkan agama dan moral dalam dunia politik, bahkan siapa yang membawa agama dalam politik dianggap mempolitisasi agama. Begitu buruknya kehidupan politik umat Islam, sampai departemen yang mestinya mencerminkan nilai-nilai Islam, yaitu departemen agama, menjadi departemen yang paling buruk dan sarang korupsi.

WAHN


Buruknya realitas sosial politik umat Islam di akhir zaman disebutkan dalam sebuah hadits Rasulullah saw., beliau bersabda: Dari Tsauban berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Hampir saja bangsa-bangsa mengepung kamu, seperti kelompok orang lapar siap melahap makanan”. Berkata seorang sahabat, ”Apakah karena jumlah kami sedikit pada waktu itu?” Rasul saw. menjawab, ”Jumlah kalian pada saat itu banyak, tetapi kualitas kalian seperti buih ditengah lautan. Allah mencabut rasa takut dari musuh terhadap kalian, dan memasukkan kedalam hati kalian penyakit Wahn”. Berkata seorang sahabat, ”Wahai Rasulullah saw., apa itu Wahn?” Rasul saw. berkata, ”Cinta dunia dan takut mati.” (H.R. Ahmad dan Abu Daud)

Inilah sebab utama dari realitas umat Islam, yaitu wahn. Penyakit cinta dunia dan takut mati sudah menghinggapi mayoritas umat Islam, sehingga mereka tidak ditakuti lagi oleh musuh, bahkan menjadi bulan-bulanan orang kafir. Banyak umat Islam yang berkhianat dan menjadi kaki-tangan musuh Islam, hanya karena iming-iming dunia. Bangsa Amerika, Israel dan sekutunya menjadi kuat di negeri muslim, karena di setiap negeri muslim banyak agen dan boneka AS dan Israel. Bahkan yang lebih parah dari itu, bahwa agen AS dan Israel itu adalah para penguasa negeri muslim sendiri atau kelompok yang dekat dengan penguasa.

Dunia dengan segala isinya seperti harta, tahta dan wanita sudah sedemikian kuatnya memperbudak sebagian umat Islam sehingga mereka menjadi budak para penjajah, baik AS Nashrani dan Israel Yahudi. Dan pada saat mereka begitu kuatnya mencintai dunia dan diperbudak oleh dunia, maka pada saat yang sama mereka takut mati. Takut mati karena takut berpisah dengan dunia dan takut mati karena banyak dosa. Demikianlah para penguasa dunia Islam diam, pada saat AS membantai rakyat muslim Irak, dan Israel membantai rakyat muslim Palestina.

Mengikuti Yahudi dan Nashrani

Kecenderungan yang kuat terhadap dunia atau wahn, menyebabkan umat Islam mengekor dan tunduk patuh kepada dunia barat yang notabenenya dikuasi Yahudi dan Nashrani. Dan ketika umat Islam mengikuti Yahudi dan Nashrani, maka banyak sekali kemiripan dengan meraka. Beberapa kemiripian dan sikap mengekor yang dilakukan umat Islam terhadap Yahudi dan Nashrani, di antaranya:

I. PenYikapan terhadap Agama (Sekuler)

Kaum Yahudi dan Nashrani bersikap sekuler dalam kehidupan. Mereka mencampakkan agama dari kehidupan sosial politik. Dalam memandang sesuatu, Kaum Yahudi dan Nashrani tidak berdasarkan agama mereka. Ruang lingkup agama dipersempit hanya di tempat-tempat ibadah saja. Sedangkan kehidupan sosial politik jauh dari nilai-nilai agama. Karena mereka meyakini bahwa agama sudah tidak berfungsi lagi untuk memberikan solusi kehidupan.

Gerakan sekuler tumbuh dan berkembang di dunia barat, dan berkembang ke seluruh penjuru dunia seiring dengan datangnya para penjajah barat ke dunia Islam. Maka berkembanglah sekulerisme di dunia Islam. Kehidupan sosial politik di negara-negara Islam jauh dari nilai-nilai ke-Islaman dan sekulerisme begitu sangat kuatnya di dunia Islam.

Sedangkan di Indonesia, sekulerisme sangat mudah dibaca dan sangat transparan. Jika kita melihat partai-partai politik, maka mayoritasnya partai sekuler, sampai partai yang basis masanya ormas Islam sekalipun, masih sangat kental dengan nilai-nilai sekulernya. Sekulerisme begitu sangat dalam masuk dalam sendi-sendi kehidupan sosial politik di Indonesia. Simbol-simbol pemerintahan, pakaian masyarakat, bahasa yang digunakan dll sarat dari nilai-nilai sekulerisme. Sementara dakwah Islam, masih sangat sedikit yang mengajak pada kesempurnaan Islam dan penerapannya dalam kehidupan masyarakat. Dakwah yang dominan di Indonesia adalah dakwah tasawuf yang mengajak pada dzikir yang sektoral, pembinaan dan manajemen hati yang sektoral dan sejenisnya.

II. PenYikapan terhadap Al-Qur’an

Pensikapan sebagian umat Islam terhadap kitab suci Al-Qur’an sebagaimana Yahudi dan Nashrani mensikapi Taurat dan Injil. Kemiripan sikap ini pula menimbulkan fenomena dan dampak yang agak sama yang menimpa antara umat Islam dengan mereka. Beberapa kemiripan tersebut seperti disebutkan dalam informasi Al-Qur’an dan Hadits sbb:

1. Umiyah (Buta Huruf tentang Al-Qur’an)

Allah berfirman, “Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga.” (Al-Baqarah 78)

Sifat yang menimpa bangsa Yahudi terkait dengan kitab Tauratnya juga menimpa umat Islam terkait dengan Al-Qur’an, dimana mayoritas umat Islam buta huruf tentang Al-Qur’an, dalam arti tidak pandai membacanya apalagi memahaminya dengan baik.

2. Juz’iyah Al-Iman (Parsial dan Tidak Utuh dalam Mengimani Al-Qur’an)

Allah berfirman, “Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (Al-Baqarah 85)

Ayat yang menyebutkan sikap Bani Israil terhadap Taurat ini juga menimpa umat Islam dimana banyak diantara mereka yang beriman pada sebagian ayat Al-Qur’an dan ingkar pada sebagian ayat yang lain. Umat Islam banyak yang beriman pada ayat yang mengajarkan shalat, puasa dan haji, tetapi mereka juga mengingkari ayat atau ajaran lain seperti tidak mengimani pengharaman riba’, tidak beriman pada ayat-ayat yang terkait hukum pidana (qishash dan hudud) dan hukum-hukum lain yang terkait dengan masalah politik dan pemerintahan.

3. Ittiba Manhaj Al-Basyari (Mengikuti Hukum Produk Manusia)

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”

(QS Al-Maa-idah 49-50)

Inilah musibah terbesar yang menimpa umat Islam di hampir seluruh dunia Islam pada akhir zaman, mereka mengikuti hukum sekuler buatan manusia. Bahkan di negara yang mayoritas penduduknya umat Islam, mereka tidak berdaya bahkan menolak terhadap pemberlakuan hukum Islam. Kondisi ini akan tetap berlangsung sehingga mereka merubah dirinya sendiri, berda’wah dan membebaskan dari semua pengaruh asing yang menimpa umat Islam.

4. Tidak Memahami Kedudukan Al-Qur’an

“Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Al-Israa’: 9)

Umat Islam tidak mengetahui dan tidak mendudukkan Al-Qur’an sesuai fungsinya. Al-Qur’an yang berfungsi sebagai hidayah untuk manusia yang hidup tetapi banyak diselewengkan, Sebagian umat Islam hanya menggunakan Al-Qur’an terbatas sebagai bacaan untuk orang meninggal dan dibaca saat ada orang yang meninggal. Al-Qur’an yang berfungsi sebagai pedoman hidup hanya ramai di musabaqahkan. Sebagaian yang lain hanya menjadikan Al-Qur’an sebagai kaligrafi yang menjadi hiasan dinding di masjid-masjid atau di tempat lainnya. Sebagian yang lain menjadikan Al-Qur’an sebagai jimat, yang lain hanya menjadi pajangan pelengkap perpustakaan yang jarang dibaca atau bahkan tidak pernah dibaca.

5. Hajr Al-Qur’an (Meninggalkan Al-Qur’an)

Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan”.

Meninggalkan Al-Qur’an adalah salah satu masalah besar yang menimpa umat Islam. Umat Islam banyak yang meninggalkan Al-Qur’an, dalam arti tidak memahami, tidak membaca, tidak mentadaburi, tidak membaca, tidak mengamalkan dan tidak menjadikan pedoman hidup dalam kehidupan mereka. Umat Islam lebih asyik dengan televisi, koran, majalah, lagu-lagu, musik dan lainnya. Jauhnya umat Islam menyebabkan hinanya mereka dalam kehidupan dunia. Salah satu rahasia kejayaan umat Islam apabila mereka komitmen dengan Al-Qur’an dan menjadikannya pedoman hidup.

III. PenYikapan terhadap Ahli Agama (Kultus)

Allah Taala berfirman, ”Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (At-Taubah: 31)

Inilah sikap Yahudi dan Nasrani terhadap ahli agama mereka. Dan ternyata banyak dari umat Islam yang mengkultuskan ulama dan kyai dan menempatkan mereka pada posisi Tuhan yang suci dan tidak pernah salah.

Terkait dengan surat At-Taubah 31, diriwayatkan dalam beberapa hadits diantaranya oleh Ahmad, At-Tirmidzi dan At-Tabrani bahwa Adi bin Hatim yang baru masuk Islam datang kepada Rasulullah saw. yang masih memakai kalung salib dan Rasulullah saw. memerintahkan untuk melepaskannya. Kemudian Rasul saw. membacakan ayat tadi. Adi menyanggahnya, ”Wahai Rasulullah kami tidak menyembahnya”. Tetapi Rasulullah saw menjawabnya, ”Bukankah mereka mengharamkan yang dihalalkan Allah dan menghalalkan yang diharamkan Allah?” Betul”, kata Adi. Rasul saw. meneruskan, ”Itulah ibadah mereka”.

Demikianlah pendapat mayoritas ulama jika sudah menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah dan mentaatinya maka itulah bentuk penyembahan terhadap ahli agama. Dan ini pula yang banyak menimpa umat Islam, mereka mentaati secar buta apa yang dikatakan ulama atau kyai padahal bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits.

IV. PenYikapan terhadap Dunia (Rakus)

Penyakit utama Yahudi adalah sangat rakus terhadap dunia, baik harta, kekuasaan maupun wanita sebagaimana direkam dalam Al-Qur’an, Allah Taala berfirman, “Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”. (Al-Baqarah 96)

Penyakit ini pula yang menimpa sebagian besar umat Islam sebagaimana disebutkan dalam hadits wahn. Perlombaan sebagian umat Islam terhadap dunia telah membuat mereka buta dan tuli sehingga menghalalkan segala cara. Inilah fenomena yang terjadi di Indonesia dan sebagian negeri muslim lainnya. Mayoritas penduduknya muslim tetapi menjadi negera terkorup di dunia, paling banyak hutangnya, paling jorok, paling rusak dll. Sungguh sangat jauh antara Islam dan realitas umat Islam.

Di antara dorongan dunia yang paling kuat daya tariknya adalah syahwat wanita. Dan inilah yang sedang menimpa kita. Fenomena seks bebas, pornografi merupakan santapan harian bagi sebagian umat Islam. Dan realitas ini sangat cerdas dimanfaatkan oleh broker seks bebas. Manusia yang sedang rakus dan lahap terhadap syahwat mendapatkan makanan dan pemandangan yang sangat cocok bagi mereka. Lebih ironis lagi orang-orang yang rusak itu dianggap paling berjasa oleh sebagian kyai dan ulama, karena dapat menghibur manusia Indonesia yang lagi stress. Memang manusia Indonesia sedang terkena penyakit dan penyakit itu adalah penyakit hati dan syahwat. Dan mereka memuaskan rasa sakit itu, sebagaimana narkoba memuaskan orang yang sedang kecanduan narkoba itu.

Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Said Al-Khudri ra. Nabi saw. bersabda:” Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah akan menguji kalian, maka Allah akan melihat bagaimana kamu memperlakukan dunia. Hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah yang pertama menimpa Bani Israil adalah pada wanita” (HR Muslim)

V. PenYikapan terhadap Akhirat (Meremehkan)

Allah SWT. berfirman: Artinya: Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja.” Katakanlah: “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”. (Bukan demikian), yang benar, barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (QS Al-Baqarah 80-81).

Inilah sikap mereka yaitu Yahudi terhadap akhirat, lebih khusus lagi terhadap neraka. Mereka meremehkan siksa api neraka. Dan ternyata penyakit ini juga banyak menimpa umat Islam. Sebagian umat Islam yang meremehkan siksa api neraka membuat mereka melalaikan kewajiban Islam, seperti menegakkan shalat, zakat, puasa, haji, menutup aurat dll. Pada saat yang sama mereka juga tidak takut berbuat dosa. Inilah fenomena potret umat Islam.

Umat Islam yang melakukan korupsi, suap, manipulasi, dan curang dalam kehidupan politik. Umat Islam yang bertransaksi dengan riba dalam kehidupan ekonomi. Umat Islam yang meramaikan tempat hiburan dan prostitusi dalam keremangan malam, bahkan siang sekalipun. Umat Islam yang memenuhi meja-meja judi disetiap pelosok kota dan negeri. Umat Islam yang banyak menjadi korban narkoba. Umat Islam dan sebagian kaum muslimat yang buka aurat bahkan telanjang ditonton masyarakat. Dan masih banyak lagi daftar kejahatan sebagain umat yang mengaku umat Islam. Dan itulah potret dan realitas umat Islam hari ini.

Dan ketikan umat Islam terus mengikuti pola hidup Yahudi dan Nashrani dan mengekor pada kepentingan mereka, maka akan berakibat sangat buruk yaitu murtad dan jatuh pada jurang kekafiran. Naudzubillahi min dzaalik. Semoga kita diselamatkan dari bahaya tersebut sebagaimana yang Allah ingatkan kepada kita semua: “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.” (Ali Imran: 100)

Kalsifikasi Manusia Dalam Al Quran

Jika kita mengamati obyek manusia yang di bicarakan Al quran secara umum, Allah menggolongkan manusia menjadi tiga golongan besar; mukmin, kafir dan munafik. Dan itu ternyata yang menjadi pembuka ayat-ayat awal dalam surat Al Baqoroh.

Jika hendak kita telisik sedikit tentang kandungan susunan Surat dalam Al Quran, bahwa surat pertama yaitu Al Fatihah adalah sebagai pembukaan Al Kitab seperti namanya. Sedangkan kandungan surat tersebut adalah sebagai synopsis atau resume terhadap seluruh isi kandungan Al Quran, oleh karenanya Surat ini juga di beri nama Ummul kitab, yang artinya Induk dari Al Kitab.

Sedangkan dalam surat kedua yaitu surat Al Baqoroh ayat pertama dan kedua berbicara tentang Al Quran, kemudian ayat selanjutnya adalah pengklasifikasian manusia menjadi tiga golongan besar tadi, mulai dari ayat 2 sampai dengan ayat ke-20. Seolah bahwa Allah ingin menegaskan kepada kita sebagai pembaca Al Quran, bahwa kalam Allah di tujukan kepada tiga golongan tadi.

1. Mukmin


Mereka adalah pelaku hakiki yang di berikan beban oleh Allah Swt. Dan mereka adalah para pejuang di jalan Allah yang sanggup mengorbankan harta bahkan jiwa mereka untuk tegaknya kalimah Allah dan menjadi khalifah Allah di muka bumi ini. Mereka adalah para penolong agama Allah yang mengejewantahkan seluruh keinginan-keinginanNya. Oleh karenanya disebutkan dengan jelas, Al Quran ini diturunkan untuk menjadi pedoman mereka dalam melaksanakan amanah Allah.

Yang akan menjadi pembahasan lebih lanjut dalam buku ini adalah tentang bagaimana seorang yang mengaku beriman tetapi tidak memposisikan diri sebagai pejuang.


2. Kafir


mereka adalah orang-orang yang memusuhi ajaran Allah dan utusanNya, tidak mengakui kebenaran dan tertutup hatinya untuk menerima al haq.
Pembahasan kafir tidak akan di jelaskan secara terperinci dalam buku ini.


3. Munafiq


Ini adalah golongan ketiga yang disebutkan di dalam Al Quran. Insya-Allah dalam kesempatan kedepan dalam buku ini, akan kita lebih perincikan lagi lebih detail.


Istilah munafiq dalam Islam mulai muncul setelah Rosulullah Saw. Membangun tatanan masyarakat Madinah pada saat itu. Ini merupakan fenomena baru dalam Islam, karena pada saat di Mekah manusia hanya terklasifikasi menjadi dua golongan saja yaitu mukmin atau para pejuang dan kafir yaitu orang yang menghalangi dakwah Islam dan memusuhi para pejuang di jalan Allah. Sedangkan munafik adalah orang yang mengikrarkan dua kalimah syahadah akan tetapi hatinya mengingkari sama sekali.


Munafik: Sebuah Karakter


Sedangkan dari sudut pandang psikososial, menurut hipotesa saya, munafik adalah sebuah karakter dalam masyarakat yang salah satu sifat yang terkandung di dalamnya adalah tidak mempunyai nilai pegangan yang jelas dan konsekuensi jelasnya adalah mencari maslahat pribadi.
karakter ini merupakan penyakit hati dalam diri seseorang. Sedangkan karakter ini seperti virus yang bisa menular dan di tularkan. Ia bertingkat, ada yang terkena dalam jumlah kecil, dan adapula yang memang terkena virus ini dalam stadium yang tinggi.


Jika seorang yang mengucapkan dua kalimah syahadat terkena virus ini, namun dalam skala kecil, maka keimanannya akan lemah. Sedangkan orang yang mengucapkan dua kalimah syahadat dan pada dirinya bercokol virus ini dalam stadium yang sangat tinggi maka, dua kalimah syahadat tadi hanya akan ada di bibir, sedangkan hatinya mengingkari.


Golongan pertama ada kemungkinan untuk disembuhkan , atau yang di sebut dengan munafik amali. Sedangkan golongan kedua, Allah akan menutup hati dari potensi mendapatkan hidayah. Golongan inilah yang disebut sebagai munafik I’tiqodi.


Klasifikasi ini insya-Allah akan nampak jelas dalam pembahasan kita kedepan.


Karakter munafik : senantiasa ada, kapan dan dimanapun


Mungkin ada beberapa pertanyaan


a. Kenapa pada saat di Mekah tidak muncul fenomena munafik?
b. Apakah ada pada saat di Mekkah orang yang mempunyai potensi munafik?

Jawabannya adalah di Mekah belum di kenal istilah munafiq, dan Al Quran pun belum menyebutkan istilah ini, karena belum ada sebab-sebab yang menjadikan fenomena munafik muncul di Mekah.


Sedangkan jika kita berbicara tentang orang yang mempunyai potensi Munafik – jika berangkat dari definisi diatas-, maka senantiasa ada dalam masyarakat manapun, dimanapun, baik pada zaman dahulu kala, zaman sekarang maupun yang akan datang.


Sebab-sebab kemunculan fenomena munafik menurut penulis hanya ada satu yaitu : Maslahat. Oleh karenanya, di Mekah orang yang berpotensi munafik tidak melihat ada maslahat pada gerakan para pejuang muslim yang di komandani oleh Muhammad Saw, sehingga mereka tidak mau terlibat dalam arus pergerakan ini, bagi mereka, untuk apa letih-letih berjuang, toh tidak ada maslahat yang di dapat. Mereka melihat gerakan ini sebagai cemoohan banyak orang, terlebih para pencemooh dan mereka orang-orang yang senantiasa mengahalangi pergerakan dakwah ini, adalah orang yang mempunyai kedudukan dari sisi politik, ekonomi maupun strata sosial. Dari sisi politik karena mereka dari bangsa Qurays yang menikmati penghormatan dari kabilah-kabilah arab lainnya karena mereka sebagai penjaga ka’bah Rumah Allah yang sama-sama bangsa arab agungkan. Dari sisi ekonomi karena mereka menikmati kemudahan dagang yang mereka lakukan, ke Syam dan Yaman. Sedangkan dari sisi strata sosial karena mereka adalah orang-orang merdeka.


Gerakan dakwah Islam pada saat itu, tidak mempunyai kelebihan-kelebihan ini. Dari sisi politik, mereka adalah minoritas, dari sisi ekonomi tidak ada yang bisa di harapkan, terlebih dari sisi strata sosial masyarakat, gerakan ini di ikuti oleh banyak para budak semisal Bilal, keluarga yasir dan banyak lagi lainnya.


Dari kondisi ini semua, bisa di pastikan bahwa orang yang mempunyai potensi munafik akan melebur dengan kelompok yang banyak di temukan maslahat di situ. Sedangkan kenapa mulai muncul di Madinah, karena orang yang berkarakter munafik sudah mulai melihat adanya maslahat-maslahat pada gerakan dakwah Islam, di antaranya struktur masyarakat Madinah yang di pimpin oleh Rosulullah Saw, sudah mulai kokoh.


Karakter munafik : berubah-ubah bentuk sesuai kondisi


Karakter kepribadian ini senantiasa menjadi bagian tersendiri dalam salah satu kelompok masyarakat manapun, maka nampaknya sangat tepat istilah dalam bahasa Indonesia yang di tujukan untuk mereka dengan istilah bunglon. Warnanya akan berubah-ubah sesuai tempat yang di hinggapi. Menurut hemat penulis, bahwa refleksi dari karakter bunglon ini akan selalu menyesuaikan pada posisi apa ia berada. Ia akan menjadi penjilat terhadap orang yang mempunyai kekuasaan, karena melihat ada maslahatnya di sana, dan akan menjadi pengkhianat dalam kelompoknya karena ia tidak lagi melihat kepentingannya di sana.


Perhatikan kira-kira apa yang akan terjadi jika sekiranya penguasa tidak lagi menjadi penguasa? Bisa dipastikan ia tidak lagi menjadi pendukung setia, bahkan ia akan menjadi pioneer terdepan bersama kelompok yang menjelek-jelekkan orang yang dahulu di jilatinya.


Yang paling jelas dari karakter munafik ini adalah ia enggan untuk melakukan perjuangan yang menuntut harta dan jiwa. Oleh karenanya tidak heran jika orang-orang munafik yang membaur dengan masyarakat Madinah , ketika di ajak berperang, selalu saja ada seribu alasan. Perhatikan ayat berikut ini:


 “ Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya”. (QS. At Taubah:45)


“ Di antara mereka ada orang yang berkata: “Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah.” (QS. At Taubah:49)


“ Dan apabila diturunkan suatu surat (yang memerintahkan kepada orang munafik itu): “Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya”, niscaya orang-orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan mereka berkata: “Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk”. (QS. At Taubah:86).


Demikianlah beberapa karakter munafik yang ada pada masyarakat manapun.

Muslim Visioner

Ketika kita berbicara tentang muslim visioner, maka kita sebenarnya sedang berbicara tentang “kaefa an akuna” (bagaimana seharusnya aku ). Oleh karena itu kita akan menjawab apa itu visi seorang Muslim.

Kalau kita cermati dalam surah Ash Shof ayat 12-13 kita akan mendapati dengan jelas visi tersebut, perhatikan ayat-ayat ini:

“Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman”.(QS.Ash Shof 12-13).

Visi seorang muslim adalah;

1. Surga
2. Kemenangan agama Allah di muka bumi

Visi ini menuntut seorang muslim tidak sekedar menjadi orang yang baik secara pribadi, akan tetapi keislaman seseorang menuntutnya untuk menjadi salah satu dari penolong-penolong agama Allah. Oleh karenanya akan dapat kita fahami dengan jelas bahwa kedua visi tadi akan terwujud manakala seorang muslim terlibat langsung dalam perjuangan. Mari sama-sama kita simak ayat ini:

“ Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat me-nyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”.(QS.Ash Shof 10-11).

Tidak bisa tidak kecuali seorang muslim harus beriman kepada Allah dan RosulNya dengan menjalankan seluruh konsekuensi keimanannya, dan berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwanya.

Dari sini saya melihat, bahwa seorang muslim haruslah mengintegrasikan keimanan dan perjuangan Islam dalam kepribadiannya secara utuh, sehingga ketika hal ini di lakukan, maka orientasi yang terbangun pada diri seorang muslim akan jelas, ia menjadi seorang hamba Allah yang sholih secara pribadi dan melakukan amal-amal sholeh yang terencana dan terukur. Ketika amal-amal sholeh di lakukan dengan penuh perencanan dan bisa di ukur, maka di harapkan kemenangan Allah akan segera datang yaitu ampunan Allah untuk kita dan tegaknya agama Allah dalam kehidupan kita.

Terlebih ketika dalam ayat selanjutnya dengan jelas Allah memerintahkan kepada orang yang beriman untuk menentukan sikap di antara dua golongan, menjadi penolong agama Allah atau menjadi orang kafir:

“ Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa Ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; Maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang”.(QS.Ash Shof:14).

Seorang muslim yang benar-benar memahami tentang visi ini, ia akan menjadi muslim yang visioner dengan kriteria-kriteria berikut ini:

1. Ia benar-benar beriman kepada Allah dan RosulNya.

2. Ia menjadi orang yang sholeh secara pribadi.

3. Meningkatkan dari kesholehan pribadi menjadi kesholehan sosial, yaitu dengan melakukan Amal-amal sholeh yang bisa di rasakan manfaatnya oleh orang lain.

4. Kesholehan sosial ini ter frame dalam sebuah gerakan bersama-bersama, yang terkordinir dengan rapi, dalam rangka menegakkan keinginan-keinginan Allah yaitu mewujudkan masyarakat madani yang di atur oleh aturan-aturan Allah, dan aturan-aturan itu berbentuk aturan yang di sepakati secara bersama dan mempunyai kekuatan hukum secara yuridis.

5. Untuk mencapai tujuan diatas, sorang muslim visioner mampu untuk mengerahkan seluruh potensi yang di milikinya, pikiran, tenaga, bahkan harta dan jiwa demi terealisasinya cita-cita Islam tersebut.

6. Seluruh gerakan hidupnya, merupakan imple- mentasi dari pemahamannya yang utuh terhadap arti Ibadah “sesungguhnya sholatku, qurbanku, hidup dan matiku hanya untuk Allah”.
Namun yang menjadi persoalan sekarang adalah banyaknya orang muslim yang menjadikan ruang lingkup Islam menjadi sempit, memahami ibadah sebatas ritual rutinitas, bahkan memahami amal sholeh sekedar amal pribadi yang tidak ada implikasi hasilnya pada orang banyak.

Padahal tingkatan paling rendah dalam beriman adalah, menyingkirkan hal yang bisa mengganggu perjalanan orang. Ini menunjukkan implikasi keimanan seseorang harus bisa dirasakan manfaatnya oleh orang lain. Sehingga tidaklah heran ketika Rosulullah bersabda yang di riwayatkan oleh Ibnu Umar Ra:

“ Orang yang paling di cintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain, dan pekerjaan yang paling di cintai Allah, menjadikan seorang muslim bahagia atau menghilangkan kesusahannya atau membayarkan hutangnya atau menghilangkan laparnya. Sungguh saya berjalan memenuhi hajat saudaraku lebih aku sukai dari pada beriktikaf satu bulan lamanya di masjid Madinah ini.”(Mu’jam Ausath : 2/140).

Banyak kita dapati orang-orang yang berhati lembut, berjiwa ramah dan rahmah, kalaulah mereka mau berkumpul dan bergandengan tangan, maka amal-amal sholeh mereka akan menjadi sebuah gerakan positif yang kuat, yang bisa menjawab pelbagai permasalahan social umat sekarang ini.

(Saproni M Samin)